MENJAGA KEWARASAN PARENTS DAN KEBAHAGIAAN ANAK BERSAMA POPAC 2021
Menjaga kewarasan parents dan kebahagiaan anak bersama POPAC 2021 |
Mengasuh anak tanpa pengasuh bagi sebagian orangtua adalah karena ingin menikmati moment pengasuhan bersama yang tidak akan terulang kembali. Begitu pula aku, sejak anakku usia 6 bulan, tepatnya pada pertengahan tahun 2017 aku memutuskan untuk ikut dengan suamiku merantau di ibukota. Jauh dari orangtua, keluarga, dan saudara.
Hidup di perantauan hanya dengan suami dan anak saja membuat aku dan suami harus berbagi tugas mengasuh anak. Sebagai orangtua baru yang masih minim ilmu tentang pengasuhan tentunya tidak mudah tentunya menguras pikiran dan tenaga. Apalagi mengasuh anak usia toddler, kalau hati dan pikiran sumbunya pendek, mudah sekali memarahi anak dan melabeli anak. Ujung-ujungnya anak yang menjadi korban.
Sebelum berbicara mengenai pengasuhan, setiap pasangan yang menjadi orangtua baru ada baiknya menguatkan mental dan mengelola emosi terlebih dahulu agar anak dapat tumbuh bahagia.
Menjalani hari-hari dengan manis, semanis janji pernikahan
Seringkali kita terlalu sibuk untuk berusaha menjadi orangtua yang baik bagi anak sampai kita lupa caranya menjadi pasangan yang baik. Setiap hari kita sudah lelah mengurus rumah & anak sampai jarang mempuyai momen dengan pasangan kita butuh mengingat kembali janji manis pernikahan.
“Happy marriage are based on a deep friendship” –John Gottman
Tidak ada pernikahan tanpa konflik karena menikah itu bukan happily ever after, justru menikah adalah awal dari kehidupan baru yang penuh kebahagiaan dan juga berbagi masalah rumah tangga. Bukankah rasa kasih sayang kepada pasangan akan bertambah jika konflik dikelola dengan baik?
Pernikahan itu asasnya kesalingan tidak hanya berlandaskan tanggung jawab saja agar tercapai pernikahan yang sehat dan bahagia. Suami tidak bisa hanya menuntut istrinya saja, begitu juga istri tidak bisa hanya menantu perubahan suami. Harus ada komitmen untuk membangun kualitas persahabatan, saling bekerja sama mencari solusi, dan saling mendukung mimpi satu sama lain.
Kalau dengan pasangan saja belum saling berkomitmen, bagaimana bisa saling komitmen untuk mengasuh anak dengan segudang PR nya? Sedangkan orangtua yang saling mengasihi dan kompak menjadi salah satu faktor penting agar anak dapat tumbuh sehat mental emosional.
Menjaga Kewarasan Parents Dan Kebahagiaan Anak
Anak-anak tidak mengharapkan orangtua yang sempurna. Mereka hanya
menginginkan orangtua yang bahagia untuk tetap membersamai tumbuh kembangnya,
memperbaiki kesalahan dan merangkul pertumbuhannya sampai dewasa.
Saat kita merasa stress dan kelelahan, kita tidak bisa berada di dekat anak secara konstruktif Karen akita sedang ‘oleng’ didalam kendaraan pengasuhan.
“Tanggung jawab pertama orangtua dalam pengasuhan adalah memiliki kesadaran penuh akan keadaan batinnya sendiri” – Dr. Laura Markham
Kesadaran penuh bukan
berarti tidak merasa marah. Namun kesadaran penuh adalah saat kita memberikan
perhatian atas apa yang kita rasakan namun tidak bertindak karenanya.
Saat anak memancing emosi, sebenarnya anak sedang menunjukkan masalah yang tidak teratasi dari masa kecil kita sendiri.
Setiap hubungan akan selalu ada ups and downs seperti roller coaster. Disela ibu yang sibuk mengurus rumah dan anak, begitupula suami yang sibuk bekerja dan juga membantu mengurus anak. Gimana caranya agar orangtua selalu waras dan anak bahagia? Berikut tips agar orangtua tetap waras demi kebahagiaan anak yang dapat dilakukan parents dirumah.
1. Validasi Perasaan diri sendiri
Penting untuk Papa dan Mama saling memvalidasi diri sendiri. Kalau muncul tanda-tanda emosi, yang harus kita lakukan adalah menurunkan tensi di otak dengan kegiatan positif bangun manajemen teknis bersama pasangan.
Kalau sama anak, kita menghabiskan waktu bersama untuk bermain atau berkegiatan bersama, kita mendengarkan cerita anak, memvalidasi perasaan anak, dan lain-lain. Begitu juga seharusnya kita aplikasikan dengan pasangan.
Sesekali melakukan quality time bersama pasangan. Bagi yang tidak bisa menitipkan anak, menghabiskan waktu dengan pasangan bisa dilakukan dirumah kok. Apalagi saat pandemi sekarang ini, menghabiskan waktu bersama dapat dilakukan dirumah saja seperti menonton film sambil menikmati teh, bermain game sambil bercanda, berkebun di halaman rumah, dan lain sebagainya.
Kenapa harus quality time? Seperti halnya me time, kita dan pasangan akan mempunyai energi yang lebih positif. Energi positif itulah yang bisa tersalurkan dan ditangkap oleh anak. Kalau tangki cinta penuh, tentunya hubungan yang sehat dengan pasangan juga akan jadi contoh nyata bagi anak tentang komunikasi, dinamika relasi dan problem solving.
Sembari mensyukuri atas apa yang ada dihadapan kita saat ini dan saling merangkul untuk menghadapi tantangan bersama-sama. Tangki cinta dan kewarasan tidak penuh dengan sendirinya, melainkan selalu diisi dengan rasa suka cita bukan?
2. Menghargai usaha pasangan
Dalam hubungan suami istri, perasaan menerima dan diterima oleh pasangan ternyata punya peran penting. Terutama untuk membangun hubungan jangka panjang. Kita dapat memulainya dengan langkah kecil misalnya, mengucapkan terimakasih atas hal kecil yang dilakukan pasangan, mengerti kebutuhan masing-masing pasangan yaitu kebutuhan suami adalah dihargai sementara istri punya kebutuhan emosional yaitu didengarkan curhatan hatinya.
Kebanyakan orang terlalu mudah untuk menerima
begitu saja dan langsung menelannya mentah-mentah hingga terjebak dalam ‘kolam’
tidak saling mengungkapkan penghargaan terhadap satu sama lain.
Memberikan pujian pada pasangan atas apa yang
sudah dilakukan juga termasuk langkah kecil dalam menghargai pasangan. Mengungkapkan
rasa cinta dan menghargai pasangan penting dalam sebuah ikatan. Sambil menyelam
minum air, apa yang kita lakukan pada pasangan juga berpengaruh pada anak. Anak
akan memperhatikan apa yang kita lakukan untuk pasangan dan belajar juga untuk mengapresiasi,
menghargai dan berterimakasih atas apa yang orang lain lakukan kepadanya.
Membangun kebersamaan
dan kerjasama dengan pasangan tentunya menjadi lebih mudah karena sudah terbangun
ikatan yang kuat melalui rasa menghargai satu sama lain. Bagi beberapa orang mungkin terlihat sepele,
tetapi tidak ada salahnya memupuk benih-benih cinta agar terus tumbuh kan?
3. Belajar bersama Popmama Parenting Academy
Menjadi orangtua tidak ada sekolahnya, tapi para orangtua millennial yang baru memulai perjalanan pekini kita bisa belajar, sharing, mencari info dan berita seputar dunia parenting melalui media online Popmama.com.
Sudah satu tahun lebih aku mengenal Popmama.com, tepatnya sejak mei 2020. Konten yang disajikan bersifat edukatif, informatif, berbobot dan cocok sekali untuk para orangtua di manapun berada. Informasinya juga selalu up to date, jadi kita tidak akan ketinggalan info terbaru.
Artikel yang di tulis di Popmama.com menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, penulisannya tidak berbelit-belit Karen alangsung pada point yang disasar dan tidak membosankan karena terdapat gambar yang menarik.
Melihat visi dari Popmama.com yang mana salah satunya menjadi media online yang paling mengerti kebutuhan millennial mama dalam menjalani kehidupannya sebagai orangtua. Tentunya hal ini menjawab kebutuhan para orangtua termasuk saya dan suami. Belajar semakin mudah karena dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun dan menyenangkan.
Tidak sampai disitu saja, Popmama.com juga ada tempat untuk sharing dengan para ahli. Paket komplit banget nggak sih?Belajar Anti Bosen |
Narasumber POPAC 2021 |
Parents Support Parents |
Sampai ketemu di POPAC 2021, Ma, Pa.
Komentar
Posting Komentar