SIAPA BILANG MENEBAR KEBAIKAN ITU SULIT?
Berita pada
pertengahan bulan februari lalu mengenai kematian Ashraf Sinclair yang secara
mendadak. Beritanya pun ramai di televisi, media social, serta WA Group. Aku tercengang.
Seakan-akan itu belum cukup, kasus serupa juga terjadi pada minggu lalu yaitu
kematian Glenn Fredly yang juga lagi-lagi terdengar mendadak. Kematian di tangan
Allah. Namun, adalah tentang informasi segala kebaikan yang sudah dilakukan
keduanya selama hidup itulah yang membuatku tercengang. Benar kata pepatah : Gajah mati tinggalkan gading, harimau mati tinggalkan belang. Gajah mati tinggalkan gading, harimau mati tinggalkan belang :
Orang meninggal selalu meninggalkan hal
hal yang baik maupun buruk yang selalu diingat orang.
Aku pun mulai
belajar. Bebenah. Dari dua kejadian itu aku harus mulai menata dengan baik
hidup yang hanya sementara ini. Mung
mampir ngombe (artinya: cuma mampir minum). Ku dalami kemampuanku sebelum
aku bisa memberi. Aku tak kaya harta, tapi sedekah tak mengenal nilai. Aku tak pandai,
ilmu itu tidak hanya soal apa yang didapat dari bangku sekolah saja. Aku tak
bisa lantang menebarkan kebaikan, namun jari-jari manis dapat berpartisipasi.
Tidak ada yang berat. Kebaikan itu hanya soal niat. Kebaikan bukan hanya soal materi,
namun juga bisa tentang hati. Ikhlas.
Aku resapi
semua yang muncul dalam fikiranku saat ini. Ku coba menerapkan hal sederhana
sesuai kemampuanku sendiri. Di ujung jalan, saat aku pulang dari mengantar
anakku membeli jajan di warung dekat rumah ada pedagang roti keliling yang sedang
menjajakan barang dagangannya. Namun, aku tidak mampu membelinya karena aku
tidak pegang uang lagi. Aku berhenti pada tukang roti tersebut, “Pakdhe” ku
sapa sambil tersenyum. Lalu pedagang roti itu pun membalas senyum. Yang
kupikirkan saat itu adalah aku tidak mampu membeli dagangannya dan aku hanya
bisa memberikan senyuman dan doa dalam hati semoga dagangannya laku. Pun aku
lakukan pada pemulung yang kutemui di jalan, pedagang asongan yang tidak bisa
ku beli dagangannya, yang semuanya tidak bisa kubantu secara materi namun aku
hanya bisa menyapa dan tersenyum serta mendoakan.
Kemarin, aku
baru saja berdebat dengan salah seorang teman. Dia bertanya kenapa aku memutuskan
untuk kembali menulis blog dan mengisi konten media social ku untuk berbagi
sedikit pengalaman yang aku punya. Aku hanya menjawab kalau aku hanya ingin
bermanfaat bagi orang lain sesuai kemampuanku. Sekiranya aku ingin bisa dibaca
dan bermanfaat juga bagi orang banyak. Ku bagikan pengalaman sehari-hari yang ku
lalui saat menjadi ibu. Berbuat kebaikan hanya perlu menjadi seperti air,
mengalir saja seraya bismillah agar manfaatnya dirasakan orang banyak. Kemampuan
setiap orang berbeda-beda bukan?. Aku
hanya teringat pada sebuah hadist sokhikh: “Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain”. Itu saja.
Saat ini aku
adalah seorang ibu dari seorang anak laki-laki. Aku adalah madrasah pertama
baginya. Bukankah seorang guru adalah panutan?. Maka dari sebab itu, aku ingin
anak ku pun bisa melakukan kebaikan-kebaikan mulai dari hal sederhana. Aku ingin
dia melanjutkan estafet untuk menebar kebaikan dengan caranya sendiri.
Apa yang
ku beri dan ku lakukan hanya bergantung niat. Perbuatan baik akan di ganjar
pahala, itu urusan Allah Subhanahu Wata’ala. Aku hanya harus berbuat baik saja;
baik terus dan selalu baik. Yang kutahu, saat ini atau nanti jika semua dilakukan
ikhlas, maka sekecil apapun kebaikan akan berbuah kebaikan.
Mari
menggunakan waktu yang tersisa di dunia ini untuk terus berbuat baik. Seperti Dompet Dhuafa yang selalu hadir
memberikan bantuan ditengah masyarakat dalam bentuk apapun, dalam bidang apapun, untuk siapapun,
dimanapun, dan dalam hal apapun. Aku banyak melihat kebaikan-kebaikan yang telah ditebar oleh Dompet Dhuafa melalui media sosial. Sudah banyak yang dibantu oleh Dompet Dhuafa, tidak hanya didalam negeri saja tapi sampai ke luar negeri. Apalagi di tengah wabah pandemik covid-19 yang sedang melanda dunia termasuk negara Indonesia, Dompet Dhuafa banyak melakukan kegiatan sosial mulai dari menggalang donasi dengan para influencer untuk mewujudkan alat rapid test, APD (Alat Pelindung Diri), membangun RS container, desinfektan, dan memberikan pelatihan UKM bagi mereka yang usahanya terkena dampak akibat corona kepada seribu RT di wilayah terdampak corona. Mashaallah, aku jadi terpacu untuk lebih bersemangat untuk terus berbuat baik. Ingin bermanfaat untuk orang lain yang membutuhkan menjadi lebih mudah lewat Dompet Dhuafa tentunya. lebih mudah melalui Dompet Dhuafa. Terimakasih Dompet Dhuafa, karena telah membukakan mataku untuk terus berbuat baik. Aku semakin sadar bahwa berbagi bukan tentang apapun dan berapapun yang kita beri, Allah senantiasa melihat keikhlasan dan niat bukan sekedar besarnya.
Dari siapapun kita dapat belajar akan
kebaikan. Bahkan dimanapun, atas kejadian apapun dan kapanpun kita dapat belajar tentang arti kehidupan dan memberi yang sesungguhnya. Bukan
tentang seberapa banyak, namun tentang seberapa tulus. Pun bukan tentang seberapa
sering, namun seberapa istiqomah tetap dijalani. Untuk sesama kita pasti bisa; meski
dengan cara yang sederhana. Nabi
Muhammad SAW bersabda, “Setiap
perbuatan baik adalah amal” (HR. Al-Bukhari).
#MenebarKebaikan
#LombaBlogMenebarKebaikan
Komentar
Posting Komentar